A.
Definisi
Behaviosristik
Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori yang
dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman,perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
apabila ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dengan kata lain, belajar
merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk
bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus
dan respon.
Teori
behavioristik memandang individu hanya dari sisi jasmaniah, dan mengabaikan
aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya
kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa
belajar semata-mata melatih siswa sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan
yang dikuasai individu.
B.
Tokoh
Teori Belajar Behavioristik
1.
Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
Ia mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata individu dapat
dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk
mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak
menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal
dari luar dirinya.
2. Edward Lee Thorndike(1874-1949)
Menurut Thorndike belajar merupakan
peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus
dan respon. Thorndike menggambarkan proses belajar sebagai proses pemecahan
masalah.
3.
Clark Hull (1884-1952)
Hull
mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive
reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan
manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu
dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin
dapat berwujud macam-macam.
4.
Edwin Ray Guthrie
(1886-1959)
Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada
waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama . Belajar
terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus
sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Hubungan antara stimulus
dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta
didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan
respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment)
memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat
yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.
5.
Burrhus Frederic Skinner (1904-1990)
Menurut
Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi
dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku.
Teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori
belajar behavioristik.
6.
Robert Gagne (1916-2002)
Menurut
Robert, ada 9 kondisi
instruksional dalam belajar, yaitu :
-
Gaining attention = Mendapatkan perhatian
-
Inform learner of objectives = Menginformasikan siswa mengenai tujuan
yang akan dicapai
-
Stimulate recall of prerequisite learning =
Stimulasi kemampuan dasar siswa untuk persiapan belajar
-
Present new material = Penyajian materi baru
-
Provide guidance = Menyediakan pembimbingan
-
Elicit performance = Memunculkan tindakan
-
Provide feedback about correctness = Siap memberikan umpan balik langsung
terhadap hasil yang baik
-
Assess performance = Menilai hasil belajar yang ditunjukkan
-
Enhance retention and recall
7.
James Dewey Watson
(1928- sampai sekarang)
Watson
mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon,
namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan
dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental
dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor
tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat
diamati.
C. Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran
Aplikasi
teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa,
media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Munculnya Pembelajaran yang
dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan
adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah.
Peranan
guru dalam proses belajar adalah sebagai pengambil inisiatif dan pengendali
proses belajar. Tugas guru dalam hal ini salah satunya adalah mengidentifikasi perilaku
yang diharapkan dari proses belajar. Bentuk-bentuk kompetensi yang diharapkan
dalam bidang studi, dijabarkan secara spesifik dalam tahap-tahap kecil.
Penguasaan keterampilan melalui tahap-tahap ini sebagai tujuan yang akan
dicapai dalam proses belajar.Dan ketika guru
menerangkan,siswa diharapkan
akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya,
apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh
murid. Demikian halnya dalam pembelajaran, siswa dianggap sebagai objek pasif
yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh karena itu,
para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan menggunakan
standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus dicapai oleh para
pebelajar. Begitu juga dalam proses evaluasi belajar pebelajar diukur hanya
pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak
teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi.
No comments:
Post a Comment